Rabu, 03 Oktober 2012



Kehidupan Membiara


APAKAH TUJUAN KEHIDUPAN MEMBIARA DALAM AJARAN BUDDHA?

Tujuan Buddha dalam mendirikan komunitas bhikkhu dan bhikkhuni (disebut Sangha) adalah untuk menyediakan lingkungan dan kondisi yang menunjang untuk pengembangan spiritual. Pengikut awam menyediakan kebutuhan dasar para bhikkhu dan bhikkhuni seperti makanan, jubah, tempat bernaung, dan obat-obatan, sehingga mereka dapat mencurahkan segenap waktu untuk belajar dan berlatih Dharma. Pola hidup yang teratur dan sederhana dalam biara merupakan hal yang menunjang ketenangan batin dan meditasi. Sebaliknya, bhikkhu dan bhikkhuni diharapkan membagikan pengetahuan mereka kepada masyarakat serta bertindak sebagai teladan seorang pengikut Buddha yang baik.

APAKAH KITA HARUS MENJADI BIARAWAN AGAR TERCERAHKAN?

Tentu saja tidak. Beberapa pengikut Buddha yang tercerahkan adalah pria dan wanita awam. Bahkan di antara mereka ada yang demikian berkembang dan mampu menasihati para bhikkhu dan bhikkhuni. Dalam ajaran Buddha, tingkat pemahaman dan kebijaksanaan seseorang adalah hal yang paling utama, yang tidak ada hubungannya apakah mengenakan jubah atau tidak, apakah tinggal dalam biara atau di rumah saja. Ada yang merasa bahwa biara dengan segala kelebihan dan kekurangannya merupakan lingkungan terbaik untuk mengembangkan spiritualitas; sementara yang lain merasa bahwa rumah dengan segala suka-dukanya adalah lebih sesuai. Setiap orang adalah berbeda.

APA JADINYA SEANDAINYA SEMUA ORANG MENJADI BIARAWAN?

Kita dapat mempertanyakan hal yang sama terhadap segala jenis profesi. "Menjadi dokter gigi adalah sangat baik, namun apa jadinya seandainya semua orang menjadi dokter gigi? Tidak akan ada guru, juru masak, pengemudi taksi." "Menjadi guru adalah sangat baik, namun apa jadinya seandainya semua orang menjadi guru? Tidak akan ada dokter gigi, juru masak, dan sebagainya. Buddha tidak pernah menganjurkan bahwa semua orang harus menjadi biarawan dan tentu hal ini juga tidak akan pernah terjadi. Meskipun demikian, selalu akan ada orang yang tertarik dengan kehidupan sederhana dan pelepasan keduniawian. Dan sebagaimana profesi lainnya, mereka memiliki keahlian dan pengetahuan yang dapat membantu masyarakat sekitarnya.

APA YANG DIJALANI OLEH BIARAWAN BUDDHIS?

Seorang bhikkhu (biarawan) bertekad menjalankan lebih dari dua ratus aturan disiplin pelatihan diri (Vinaya); sementara seorang bhikkhuni (biarawati) menjalankan lebih dari tiga ratus aturan disiplin. Vinaya bermanfaat untuk mendisiplinkan pikiran, perkataan, dan perbuatan melalui pemahaman. Aturan utama mengenai hidup selibat dan pantang dari mencuri, membunuh, dan berbohong, sampai aturan disiplin spiritualitas yang lebih tinggi harus dijalankan secara ketat. Jika seorang biarawan melanggar salah satu aturan, ia harus menghadapi banyak konsekuensi dan memperbaikinya sesuai dengan beratnya pelanggaran.

APAKAH MENJADI BIARAWAN BUDDHIS ADALAH SUATU SUMPAH?

Tidak ada sumpah bagi seorang bhikkhu/bhikkhuni. Seseorang menjadi biarawan berdasarkan kehendaknya sendiri untuk menjalani kehidupan suci selama ia suka. Karena itu ia tidak perlu merasa terjebak oleh sumpah yang pernah ia buat dan menjadi munafik, karena ia sendiri dapat memutuskan apakah ia ingin mematuhi aturan atau tidak. Ia bebas untuk meninggalkan Sangha kapan pun dan dapat menjalani cara hidup pengikut Buddha awam jika ia menginginkannya. Ia juga dapat kembali membiara kapan pun ia mau.

APAKAH KARAKTERISTIK BIARAWAN BUDDHIS?

Karakteristik yang menonjol dari biarawan Buddhis antara lain adalah kemurnian, kerendahan hati, kesederhanaan, pelayanan tanpa pamrih, kendali diri, kesabaran, welas asih, dan tidak merugikan pihak lain. Ia mudah melayani dan mudah dilayani.
Sumber;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar