Jumat, 25 November 2011

Pacaran menurut persepsi buddhis


Pacaran menurut persepsi buddhis.
oleh;Y.M. Bhikkhu khemanando



             Menyikapai fenomena pacaran di zaman sekarang ini memang bias membuat kita terpana, gimana tidak, dari kemajuan dan terus menerusnya perkembangan dunia yang makin maju ini tidak terasa eracuni hati perilaku manusia yang seharusnya bias di hindari atau minimal bias mengurangi kadar racunyang tercampur dalam darah keimanan kita. Khususnya dalam hal ini pacaran, meragukan banget kalo para remaja-remaja muda ini menilai atau devinisi pacaran sebagai tali silatulrhmi keluarga untuk mengenal dan saling memahami satu sama lain untuk kelancaran hubungan yang berakir dengan pernikahan, tapI banyak survy mebuktikan bahwa hubungan diera modern ini hanya mepriolitaskan nafsu bukan mengutamakan the best relationship.
Dari sudut pandang buddhis sendiri jika kita menginginkan sahabat yang baik dan bias mendukung kita dalam mengatasi krisis relationship maka kita harus memiliki pasangan itu dengan hati yang benar-benar tulus. Menurut revensi dari sigalovada sutta di jelaskan ada empat jenis sahabat yang perlu di pahami dengan jelas antara lain;
1. penolong.
2. Sahabat di waktu senang dan susah.
3. Sahabat yang member nasehat yang baik.
 4. Sahabat yang simpati.
Atas empat sahbat yang menolong harus di pandang sebagai sahabat yang berhati tulus yaitu;
1.       Ia menjaga dirimu sewaktu kamu udah tidak siap
2.       Ia menjaga milikmu ketika engko lengah.
3.       Ia menjaga pelindungmu ketika kamu sedang ketakutan.
4.       Jika engko melakukan tugas, ia akan memberikan bekal dua kali lipat dari yg kamu perlukan.
Atas empat dasar sahabat di waktu senang dan susah yang harus di pandang sebagai sahabat yang berhati tulus, yaitu;
1.       Ia menceritakan rahasia-rahasia padamu.
2.       Ia tidak menceritakan rahasia itu kepada orang lain.
3.       Di dalam kesusahan ia tidak akan meninggalkanmu.
4.       Untuk membela dirimu, ia bersedia untuk mengorbankan nyawanya.
               
Atas empat dasar sahabat yg menasehatkan apa yg engko lakukan sebagai yg berhati tulus,yaitu;
1.       Ia mencegah engko berbuat salah.
2.       Ia menganjurkan engko untuk berbuat baik.
3.       Ia memberitahukan apa yg belum pernah enko dengar.
4.       Ia tujukan padamu jalan ke surge.
Atas empat sahabat yg bersimpati harus di pandang berhati tulus,yaitu;
1.       Ia tidak merasa senang atas kesusahanmu.
2.       Ia merasa senang atas kesuksesanmu.
3.       Ia cegah orang lain berbicara jelek tentang dirimu.
4.       Ia sanjung setiap orang yang memujumu.


Sebenarnya boleh gak  sih pacaran itu?        
                Kalo di lihat dari perkembangan budaya dan keanehragaman pergaulan kayaknya gak mungkin kalo pacaran itu di  bumi hanguskan, jadi menurut pandangan saya boleh-boleh saja tapi gimana kita menyikapi hal tersebut hingga tidak terjadi dalam kemaksiatan. Nah beberapa pengetahuan dari saya ada beberapa hal di sini akan membantu pencerahan, bagemana pacaran yang nyaman, dan sehat itu?, ada beberapa tips yang akan kita bahas …….,OK mari kita bahas.

Sebelumnya saya pernah membaca di salah satu buku dan membuat saya penasaran untuk say abaca dan setelah saya pahami ternyata nyaman buat menjalin hubungan dan tidak hanya untuk pacaran saja melainkan juga untuk relationship yang lain, teknik ini di sebut SMART, nak apa itu SMART………..?

                Spesifik yang artinya khusus, tertentu atau hanya itu saja. Di sini kita mencoba bermain pikiran dan niat sebelum terjadinya hubungan itu, ada pacaran itu niatnya apa sih..? keperluanya apa sih…? Atau pengennya menghasilkan apa dari pacaran itu, pasti beda donk definisi atau niat pacaran antar manusia satu dengan yang lain,….. nah langkah awal ini harus jelas dan gak boleh menyimpang, bahaya!!! Misalnya mungkin pacaran itu hanya untuk mencari sebuah satus genter atauo pengen di lihat bawa gandengan. Seperti yag saya bilang di atas, saya ragu kalo niat pacaran sekarang ini untuk want to know  for mariid,…….., intinya kalo sekedar iseng atao coba-coba mending tidak melakukan…..kasihan, mereka juga punya perasan….nah setelah niat awal sudah jelas baru deh melangkah ke jalan berikutnya …

                Measurable atau terukur. Nah hal ini perlu di perhatikan setelah menjalani proses PDKT alias pendekatan awal lanjutan setelah jalan atau jadian….,terukur di sini maksutnya  apakah semua yg anda rencanakan sudah terukur sampai batas mana anda mengenal dan memahami pasangan anda, pasti ada ingkatannya, masa setahun jalan belum tau apa-apa tentang pasangan anda kan gak mungkin, seperti halnya kebaktian ke vihara kian hari harusnya kian khusyuk kian khusyuk jangan malah di tinggalkan….,intinya hubungan anda ini kayaknya bias di lanjutkan atau tidak? Atau malah bikin runyam kegiatan anda?

                Selanjutnya achievable atau jelasnya dapat tercapai. Hal ini tidak jauh dari tahap terukur di atas, Cuma kalo pacaran tadi tidak menghasilkan hal-hal positif dan memacu anda untuk membuat baik  dan jauh dari maksiat mengapa pacaran itu di lakukan??????, betul ga?????
                Reasonable alias layak, pantas dan masuk akal. Apa sih yang membuat pacaran itu pantas, layak dan masuk akal? Tentu ada alasannya, misalnya gini bila anda benar-benar pacaran itu untuk niat tunjukkan donk pada orang-orang  kalo anda pacaran itu jelas dan tidak neko-neko atao sekedar menjalankan proyek buaya ( playboy/playgirl) nah ini harus jelas apa lagi kejelasan keluarga atao modal juga harus di pikirin, selain itu juga harus meperhatikan manajemen pacaran yang benar-benar bias member kontribusi yang baik bagi kita dan pasangan kita…

                Finally, tame, bahasa indonesianya waktu, jelas tau semua donk, target, pencapean, klimaks……., kapan memulai, kapan klimaks dan kapan mengakirinya , ini semua harus jelas, jadi kalo kalo anda sekalian hanya di beri iming-iming jangan mau, mending minta kejelasan daripad berbe, bubar semua malah kacau. Seperti halnya pekerjaan redaksi semua ada tahapannya, dari mulai rapat redaksi, bagi tugas liputan, penulisan, editing, lauyut hingga jadwal cek hingga sampai ke tangan sudah bilang,  “ kapan mau menikahi anak saya?”, jangan sampai anda jawabnya,” masih lama pak, belum mapan segala sesuatunya, yach main-main dulu aja lah pak, santai”, waduh bias-bisa rumah kamu di bakar tuh ama mertua. , gila udah berlama-lama pacaran ternyata masih gak jelas juga, belum siap kok nekat?

               
                Untuk menjalin sebuah hubungan yang baik atau bahasa kerenya di sebut pacaran ini kita memang betul-betul di tuntut untuk bias menentukan seorang sahabat yang bias memahami kita  inceluding orang tua kita. Sahabat tersebut harus bias menjadi penolong , sahabat pada waktu senang dan susah, sahabat yang member apa yang engko butuhkan  dan ia menggentar simpati untuk dirimu. Empat jenis sahabat ini adalah orang bijaksana yang harus di kenal sebagai sahabat dan kepada empat sahabat ini harus menyediakan dirinya bagekan seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri,.

                Nah……………gitu dech sekilas dari apa yang saya sampekan dan semoga tips di atas bias anda di terapkan dalam memjalin sebuah hubungan yang baik.  Ehmm, inget ini semua masih dalam porsi latihan menejemen pacaran, meski melatih kita untuk menghindar  dari hal-hal yang tidak baik namun jika dalam hubungan tersebut melanggar batas-batas yang di tetapkanagama maka tetap saja di beri label akusalakamma alias kamma buruk yang melalui perbuatan”.





“Happy moment happy in dhamma “





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar