Senin, 28 November 2011




Awas !! penyakit global manusia modern.

 

“Meski di goda oleh hal-hal duniawi, namun batin tak tergoyahkan. Tiada susah tanpa noda, penuh damai, inilah berkah utama”




                Ada sebuah lelucon. Di sebutkan bahwa pada suatu ketika ada 4 orang peneliti dari 4 negara, yaitu; amerika, jerman, jepang dan Indonesia saling memamerkan tenoloi nenek  moyang mereka.


Peneliti dari amerika membuka pembicaraan, “ setelah di adakan penyelidikan, di temukan bahwa 1000 meter dari bawah tanah di salah satu Negara bagian USA, sudah di temukan adanya kabel. Itu berarti 300 tahun lalu sudah ada listrik di amerika,


Jerman tidak mau kalah. Dengan bangga ia menceritakan, “ para peneliti kami telah menemukan kabel setelah menggali sedalam 3.000 meter. Ini berarti 500 tahun yang lalu sudah ada listrik di Negara kami.”


Jepang juga tidak mau kalah. Ia meceritakan bahwa di negaranya telah di temukan kabel pada kedalaman 5.000 meter di bawah tanah. Menurut penghitung, itu berarti 1.000 tahun yg lalu sudah ada listrik di jepang.


                Peneliti dari indonsia berdecak kagum mendengar cerita-cerita para peneliti tersebut. Kini giliran dia menceritakan  teknologi di Indonesia. Setelah berfikir sejenak, akirnya ia menemukan ide dan mulai bercerita. “di Negara kami sudah di lakukan penggalihan oleh para kuli kami yang merupakan pekerja keras. Kami sudah menggali sudah sampai bekilo-kilo meter, tetapi belum di temukan adanya kebel listrik, “ dan itu artinya, sudah sejak beribu-ribu tahun yang lalu Negara kami sudah mengenal teknlogi wireless teknologi tanpa kabel,.”


Tentu itu hanyalah lelucon. Namun intinya, puluhan tahun yang lalu tak terbayangkan banyaknya kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada tingkat kemajuan material yg tak tertandingi oleh masa sebelumnya. 

Namun sebaliknya, dampak negatif dari kemajuan ini juga tidak terbayangkan buruknya puluhan tahun yang lalu. Dan ungkapan lain, kemajuan-kemajuan ini harus di bayar dengan harga sangat mahal.

 Penyakit mental; ketegangan, kecemasan, merasa terasing, kehampaan makna hidup dan berbagi kondisi mental sejenisnya, tidak hanya mengganggu tetapi juga menggerogoti kebahagian fisik dan mental manusia modern.


                Selain kehilangan indentitas dan kepribadianya karana cenderung tidak mengacukan dan mengindahkan nilai-nilai etika dan agama manusia modern juga akan dihadapkan pada kenyataan bahwa kemajuan teknologi menghadirkan kerusakan lingkungan hidup yang hampir tidak terkendali oleh etika moral. 

Lebih jauh , hidup manusia sediri  terancam oleh masalah yg berskala global seperti meluasnya jaringan pengedaran narkoba, aborsi, penyimpangan seksual, penyakit AIDS  dan kesenjangan social.


Ketakutan yg amat menghantui juga timbut terhadap rekayasa teknologi yg mampu menghasilkan energi nuklir pemusnahan masalah yg jelas-jelas bertolak belakang dengan keberlangsunganya kehidupan. Sungguh tak terbayankan demi memuaskan nafsunya, manusia telah menjadi makhluk yg paling kejam di dunia ini


Seluruh penyakit dunia modern ini jelas buatan manusia sendiri akar penyebabnya terletak pada kebudayaan modern itu sendiri yang di tunggangi oleh keserakahan, kebencian dan kegelapan batin. Tiga akar inilah yg kemudian mengalir ke dalam peradapan yang cenderung bersifat matrerialistik, mementingkan diri sendiri, tidak mengenal moral, melegalkan segala hal yg mendatangkan kenikmatan indrawi.


                Namun dengan kejernihan . tidak bijak bila manusia melihat teknologi dengan kaca mata suram, sama tidak bijaknya bila lupa diri karena silau pada “cahaya terang” teknologi. Lebih dari itu semua, bahkan yang paling utama adalah bila tidak ada perbaikan moral spiritual dengan cara kita menangani perubahan ini maka umat manusia  itu sendiri berada dalam bahaya kehancuran bahkan kepunahan.


Fundamennya, pandai-pandai lah menyikapi setiap perubahan ini dengan benar-benar meresapi pesan sang Buddha gotama dalam manggala sutta, khunddakapatha. “ meski di goda oleh hal-hal duniawi, namun batin tak tergoyahkan . tiada susah, tanpa noda, penuh damai, inilah berkah utama.”


Melalui jalan tengah di ajarka oleh sang Buddha gotama; kebijaksanaan, kemoralan, dan konsentrasi yg merupakan jalan pencerahan, kita bentengi hidup kita masing-masing  sambil mengajak orang lain untuk waspada dari dampak negatif  kebudayaan modern.

 Pada saat yg sama, selalu awas akan silau kemudahan dan kenikmatan teknologi yg cenderung merangkap kita pada jaring-jaringan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar