How to Solve the Problems
(bagemana memecahkan masalah)
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammasambuddhassa
Pada saat kesulitan dan problem timbul, usahakan untuk menguranginya dengan
pikiran yang sehat. Pertama-tama kita harus mencoba memahami sifat dunia kita.
Kita jangan sampai mengharapkan semuanya berlangsung sempurna dan mulus. Situasi
dunia kita tidak selalu berjalan sesuai dengan kemauan kita. Tidak ada
kehidupan berlalu tanpa masalah.
Kondisi dunia kita seperti sinar matahari,
hujan, angin dan cahaya bulan, sangatlah berguna pada suatu saat. Tapi dilain
kesempatan dapat juga menyebabkan kesulitan atau penderitaan bagi kita. Hal ini
terjadi karena tidak ada sesuatu yang benar-benar bai atau benar-benar jahat
didalam dunia ini, semua kondisi relative adanya.
Segala sesuatu yang disenangi
oleh seseorang mungkin juga tidak senangi oleh orang lain. Hal ini berarti,
kita sendirilah yang menentukan baik atau buruknya sesuatu berdasarkan
kebutuhan kita sendiri. Padahal, sesuatu yang ada didunia ini tidak memiliki
sifat baik atau buruk, kita sendirilah yang menilai semua itu. Menurut perspektif
Buddhis, dunia ini diwarnai dengan konflik dan kita lah sebagai bagian dari
semua itu.
Bila kita memilliki rasa ego yang besar akan diri kita sendiri serta keinginan
indriya yang sangat besar, kita yang akan membayar mahal semua itu. Untuk
mencapai hal-hal tersebut, kita harus melawannya. Harapan kita untuk bisa hidup
kekal dan keakuan yang besar, hanya menjadikan kita tidak dapat berpikir benar
serta terkungkung oleh ruang lingkup waktu.
Keinginan yang tidak bisa terpenuhi
tersebut, hanya akan menyebabkan pertengkaran, perpecahan, kegagalan
komunikasi, ketakutan, kekhawatiran, kesepian, kekecewaan, dan kecemasan. Hal
ini membuktikan bahwa tidaklah mudah meraih apa yang kita inginkan, maka kita
harus berusaha keras untuk mengalahkan keinginan-keinginan diri kita sendiri.
Perjalanan hidup kita memiliki banyak persimpangan, dan kita dapat memilih,
apakah kita ingin jalan yang benar serta mengembangkan spiritualitas kita atau
terus terikat dalam usaha menikmati kebutuhan duniawi dengan segala masalah
yang ada didalamnya.
Salah satu untuk bisa membebaskan diri kita dari
penderitaan batin adalah memahami tingkat penderitaan dan kesulitan kita
sendiri, dibandingkan dengan orang lain. Pada saat bersedih, kita selalu memusuhi
diri kita sendiri, kita merasa segala sesuatu disekitar kita akan runtuh, dan
akhir kehidupan kita sudah dekat.
Kita selalu banyak berspekulasi hal-hal yang
belum jelas kejadiannya. Banyak orang yang selalu mengutamakan kondisi itu dan
yang lebih parahnya lagi, mereka mempublikasikan kemasyarakat. Kondisi tentunya
bukan membuat orang lain senang tetapi justru kebanyakan dari mereka mereka
takut, khawatir dan terganggu dengan publikasi-publikasi yang aneh tersebut.
Namun, jika kita mungkin selalu memperhatikan hal-hal lain disekitar kita, dan
menghitung berapa banyak berkah yang telah kita dapatkan, mungkin kita akan
terkejut tatkala menyadari bahwa sebenarnya kita lebih beruntung dibandingkan
dengan orang lain.
Mungkin kita sering mendengar pepatah ini “saya selalu
mengeluh karena tidak mempunyai sepatu, sampai saya ketemu dengan orang
lumpuh”. Singkatnya, janganlah kita selalu mendramatisir kesulitan – kesulitan
yang ada. Orang lain mungkin lebih menderita disbanding kita. Hanya saja mereka
tidak melebih-lebihkan masalah itu selalu ada. Kita harus selalu mencoba untuk
memecahkannya daripada kita mengkhawatirkannya karena hal itu justru akan
menciptkan kesedihan bagi diri kita sendiri. Dalam bahasa mandarin ada pepatah
mengenai cara untuk menghadapi masalah “Buatlah masalah yang besar menjadi
kecil dan masalah yang kecil menjadi tidak ada”. Jalan lain untuk memecahkan
masalah adalah dengan cara merenungkan kembali apa yang telah kita lalui selama
ini.
Dengan merenungkan kembali, kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa
bahwa kita telah melewati semua itu dengan kesabaran kita. Usaha dan inisiatif
kita sendirilah, kita akan dapat menyadari bahwa kita telah melalui dan
memecahkan masalah, yang selalu kita pandang sangat sulit tersebut. Disamping
itu, kita tetap konsisten untuk menjalankan itu, lambat laun kita akan menjadi
tangguh dan tidak membiarkan masalah tersebut menenggelamkan diri kita. Dengan
menyadari hidup dengan perspektif yang baru, kita akan dapat memecahkan segala
masalah yang kita hadapi.
Kita harus terus menyadari bahwa kita telah melewati
situasi yang sulit, bahkan kritis sekalipun, sehingga sekarang kita lebih siap
dalam menghadapi kesulitan dalam bentuk apapun. Dengan kerangka berpikir
seperti ini, kita akan segera memperoleh suatu kepercayaan diri kembali, dan
pada posisi yang baik untuk memecahkan masalah, yang mungkin masih akan kita
hadapi dimasa yang akan datang. Bila kita menghadapi masalah, ingatlah selalu
bahwa ada jalan keluar untuk semua itu. Harus diingat manusia itu bermasalah,
tempat masalah dan tempat untuk menyelesaikan masalah.
Jadi mengapa kita harus
khawatir? Dilain pihak, senadainya kita tidak menemukan jalan keluar, tetapi
kita juga tidak usah khawatir, karena kekhawatiran kita dapat membantu
memecahkan masalah kita sendiri.
Tidak semua orang itu baik
Kadang-kandang kita mendengar bahwa seseorang yang tidak pernah berbuat jahat
kepada orang lain. Namun, mereka menjadi korban perlakuan buruk dan
fitnahan dari orang lain. Akibat dari hal ini, akhirnya membuat mereka menjadi
frustasi.
Mereka merasa bahwa mereka diperlakukan dengan tidak adil, walaupun
menurut perasaan mereka, mereka tidak pernah berbuat kesalahan kepada orang
lain, yang baik maupun jahat dengan berbagai macam tindakannya. Masih lagi dilengkapi
dengan multi karakter masing-masing, yang membuat dunia kita penuh dengan aneka
rupa orang-orang yang berlainan.
Dalam hal ini, orang yang menjadi korban dapat
mengurangi kepedihannya dengan berpikir mereka termasuk orang yang baik.
Sedangkan orang-orang yang suka memfitnah dan memperlakukan orang tidak baik,
kita juga harus berusaha berpikir bahwa mereka mungkin tidak pernah belajar
atau mungkin tidak tahu. Biarpun orang lain ingin mencari kesalahan kita dan
ingin menjatuhkan nama kita, tetapi kita harus berusaha untuk bisa berpikir
secara positif, doakan mereka agar cepat sadar dengan segala perbuatannya. That
is enough. Oleh karena itu hendaklah kita bersabar dalam menghadapi orang-orang
yang mempunyai watak yang tidak baik tersebut.
Contoh yang bisa penyaji
suguhkan disini penyaji ambil dari “ seorang pengemudi yang baik dan hati-hati
dan pengemudi yang tidak baik dan ceroboh”. Pengemudi yang baik selalu mentaati
setiap peringatan untuk mengemudi dengan penuh perhatian, namun tidak menutup
kemungkinan, bahwa mereka kadang-kadang juga menghadapi kecelakaan yang
disebabkan oleh pengemudi-pengemudi yang ceroboh dan jahat. Dengan demikian
kita bisa melihat dengan jelas, bahwa orang yang baik kadang-kadang bisa
menderita karena disebabkanorang-orang yang ceroboh disekitar mereka. Dunia
kita ini tidak baik, namun juga tidak jahat. Dalam dunia ini lahir para
penjahat namun juga banyak melahirkan orang-orang suci bahkan mereka yang
merealisasikan penerangan sempurna. Jauh dari kesamaan, dunia ini penuh dengan
orang cantik, buruk rupa dan orang yang berguna ataupun tidak berguna, semua
itu ada didalam dunia kita.
Ibaratnya kwalitas tembikar tergantung dari tanah
litany. Pembuat tembikar adalah kita sendiri. Bahagia atau tidaknya diri kita
tergantung atas diri kita sendiri.
Dalam Dhammapada Buddha menyatakan dalam
syairnya “ Dengan diri sendirilah kejahatan dilakukan, dengan diri sendiri pula
seseorang jadi ternoda. Dengan diri sendiri kejahatan tak dilakukan, oleh diri
sendiri pula orang menjadi suci. Suci atau tidak sucinya seseorang tergantung
pada dirinya sendiri, tak seorangpun didunia ini yang bisa menyucikan orang
lain”.
Demikianlah yang bisa penyaji suguhkan, mudah-mudahan dengan apa yang penyaji
uraikan, kita semua bisa mempraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan
semoga harapan kita segera dapat terpenuhi. Semoga bermanfaat…..
by; YM. Bhikkhu khemanando.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar