METTA
(cinta kasih)
oleh ; samanera dhira punno
Susukham vata jivama Verinesu averino
Verinesu manussesu Viharama averino
Artinya;
Berbahagialah hidup dengan tidak membenci
Di antara yang membenci;di antara yang membenci kita hidup tanpa kebencian,
Kita hidup dengan kebaikan. (dammappada bab xv – 197)
Dalam syair dhammapada di atas sudah sangat jelas bahwa hidup dengan cinta itu membahagiakan. Dalam masyarakat kita sudah cukup jelas ada beberapa istilak tentang kata-kata “cinta”. Kadang pengertian orang lain berbeda bahkan bertentangan dengan kita khususnya , kita yang beragama Buddha. Dalam pengertian ini kita akan mengerti cinta menurut agama Buddha.
Dalam agama Buddha pengertiaan tentang cinta ini sudah sangat jelas . dalam parita succi yaitu karaniyametta sutta. Yang kita ketahui kotbah sang Buddha tentang cinta kasih yang di buat secara langsung oleh sang Buddha, di mana yang pertama kalinya di ajarkan kepada para bikkhu yang sedang di hutan dan di ganggu oleh makhluh halus.
Yang saat itu para bikkhu sedang melakukan masa vasa dengan 500 bikkhu. Karena hutan tersebut di huni oleh makhluk-makhluk halus. Dan saat itu mengganggu para bikkhu karena tidak tahan lalu para bikkhu itu melapor kepada sang Buddha. Kemudian sang Buddha mengajarkan kepada para bikkhu untuk mengembangkan cinta kasih dengan mengucapkan karaneyametta sutta.
Setelah para bikkhu melaksanakan ajaran sang Buddha, maka makluh halus itu tenang dan tidak mengganggu lagi bahkan membantu para bikkhu itu mengondiskan untuk mencapai kesucian pada akir masa vasa (musim penghujan). Kita sebagai umat Buddha juga harus bias mengebangkan cinta kasik, karaniyametta sutta tersebut, dengan suatu tujuan untuk mengembangkan pikiran cinta kasih kita kepada semau makhluk, sering-sering mengucapkan semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Obyek pengembangan cinta kasih ini kita tujukan kepada makhluk yang tampak maupun makhlik yang tak tampak. Sekarang kita sudah mengetahui pengertian cinta kasih adalah memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk. Ini sudah sngat jelas dengan ajaran sang Buddha tentang hukum karma atau hukum sebab akibat. Kita sudah sering mendengar bahwa hukum karma itu di ibaratkan dengan “di mana kita menanam benih padi yang baik, demikian juga buah yang kita panen pasti baik”. Maka kalo kita menanam kebajikan pasti akan tumbuh kebajukan. Jadi, dalam pengertian hukuk karma, umat Buddha di ajarkan untuk proaktif bukan pasif.
Sebagai contoh; ketika ada seseorang yang menderita sakit, maka ia jangan hanya menerima keadan tersebut tetapi harus berupaya melakukan banyak kebajikan dan usaha agar karma baik itu berbuak sesuai dengan harapan yaitu kesembuhan. Demikian pula dengan cinta, cinta dalam pengertia buddhis juka bukan hanya besikap pasif melainkan proaktif, yaitu dengan member kebahagian kepada mereka yang di cintai, jadi apabila seseorang mulai”mencintai” maka kita akan di cintai dari orang-orang yang kita cintai. Pengertian cinta dengan member kebahagiaan memang mudah untuk kita ucapkan, namun tidak mudah untuk kita laksanakan. Kebanyakan orang tidak bias membedakan antara cinta dan kebutuhan. Banyak orang menyebut bahwa “cinta” ia membutuhkan orang tersebut.
Dalam agama Buddha pengertiaan tentang cinta ini sudah sangat jelas . dalam parita succi yaitu karaniyametta sutta. Yang kita ketahui kotbah sang Buddha tentang cinta kasih yang di buat secara langsung oleh sang Buddha, di mana yang pertama kalinya di ajarkan kepada para bikkhu yang sedang di hutan dan di ganggu oleh makhluh halus.
Yang saat itu para bikkhu sedang melakukan masa vasa dengan 500 bikkhu. Karena hutan tersebut di huni oleh makhluk-makhluk halus. Dan saat itu mengganggu para bikkhu karena tidak tahan lalu para bikkhu itu melapor kepada sang Buddha. Kemudian sang Buddha mengajarkan kepada para bikkhu untuk mengembangkan cinta kasih dengan mengucapkan karaneyametta sutta.
Setelah para bikkhu melaksanakan ajaran sang Buddha, maka makluh halus itu tenang dan tidak mengganggu lagi bahkan membantu para bikkhu itu mengondiskan untuk mencapai kesucian pada akir masa vasa (musim penghujan). Kita sebagai umat Buddha juga harus bias mengebangkan cinta kasik, karaniyametta sutta tersebut, dengan suatu tujuan untuk mengembangkan pikiran cinta kasih kita kepada semau makhluk, sering-sering mengucapkan semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Obyek pengembangan cinta kasih ini kita tujukan kepada makhluk yang tampak maupun makhlik yang tak tampak. Sekarang kita sudah mengetahui pengertian cinta kasih adalah memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk. Ini sudah sngat jelas dengan ajaran sang Buddha tentang hukum karma atau hukum sebab akibat. Kita sudah sering mendengar bahwa hukum karma itu di ibaratkan dengan “di mana kita menanam benih padi yang baik, demikian juga buah yang kita panen pasti baik”. Maka kalo kita menanam kebajikan pasti akan tumbuh kebajukan. Jadi, dalam pengertian hukuk karma, umat Buddha di ajarkan untuk proaktif bukan pasif.
Sebagai contoh; ketika ada seseorang yang menderita sakit, maka ia jangan hanya menerima keadan tersebut tetapi harus berupaya melakukan banyak kebajikan dan usaha agar karma baik itu berbuak sesuai dengan harapan yaitu kesembuhan. Demikian pula dengan cinta, cinta dalam pengertia buddhis juka bukan hanya besikap pasif melainkan proaktif, yaitu dengan member kebahagian kepada mereka yang di cintai, jadi apabila seseorang mulai”mencintai” maka kita akan di cintai dari orang-orang yang kita cintai. Pengertian cinta dengan member kebahagiaan memang mudah untuk kita ucapkan, namun tidak mudah untuk kita laksanakan. Kebanyakan orang tidak bias membedakan antara cinta dan kebutuhan. Banyak orang menyebut bahwa “cinta” ia membutuhkan orang tersebut.
Cinta ketika cinta itu kita lakukan maka akan memberikan kebahagiaan pada diri kita dan orang-orang yang kita cintai. Maka manfaat cinta di sini berarti sangat luas. Seseorang dalam mencintai bukan hanya ingin memiliki atau mengikat orang yang di cintai. Semakin besar kita mencintai maka semakin besar pula kebebasab yang kita berikan agar orang lain yang kita cintai berbahagia.
Dalam karaniyametta sutta sudah sangat jelas bahwa cinta kasih;
“Cinta seorang ibu kepada anaknya yang tunggal, Penuh pengorbanan namun tanpa ketentuaan”
Maka dari itu mari kita tumbuh kembangkan cinta kasih kita kepada semua makhluk . dengan demikian maka kebahagiaan akan selalu ada pada diri kita, dan banyak pula orang lain yang memberikan cintanya kepada kita. Kita juga harus selalu ingat mengucapkan;
“ Sabbe satta bhavantu sukhitatta”.
semoga semua makhlik hidup berbahagia. Saddhu….saddhu…………..saddhu…………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar