SILUMAN DAN AMARA
Saya mempunyai sebuah cerita yang mengandung makna yang mendalam untuk kita renungkan. Semoga bermanfaat bagi semua pembaca dan inilah ceritanya:
Di sebuah kerajaan ada sosok siluman memasuki istana ketika raja dari kerajaan itu sedang pergi. siluman itu buruk rupa, berbau tidak sedap, dan ucapannya selalu menjijikan. Karena melenggang seenaknya masuk ke dalam singgahan dan duduk di kursi sang raja. Seluruh pengawal segera mengeluarkan senjata pedang , tombak dan panah, bersiap untuk menyerang siluman.
“Keluar dari situ” teriak para pengawal raja!. Kamu tidak boleh di situ ! jika kamu tidak mengangkat pantatmu sekarang juga, kami akan tebas kamu dengan pedang ini!”. Mendengar amara itu, siluman mulai membesar inci demi inci, tampangnya makin jelek, baunya semakin menyengat dan ocehan mulutnya semakin kotor dan mejijikan.
Semakin marah para pengawal bersiap-siap untuk menyerang, siluman semakin besar, semakin buruk rupanya, semakin bau, dan dari mulutnya keluar makiaan yang semakin kotor.pertempuran pun berlangsung, namun siluman semakin membesar, sehingga hampir mencapai langit-langit istana, terus bertambah jelek, dan bau yang menyengat dari belatung yang jatuh berceceran jatuh di lantai istana. Secara kebetulan, sang raja sudah kembali ke istana dan melihat kejadian itu. Ia adalah raja yang bijaksana, maka ia harus tau apa yang harus di lakukannya.
“ selamat datang ,” sapa sang raja dengan hangat. “ selamat datang di istana saya. Sudahkah seorang menyuguhkan minuman untuk anda?” atau makanan?” karena ucapan yang lembut itu, tubuh siluman itu mengecil beberapa inci, keburukannya berkurang, baunya pun berkurang , dan kekasarannya pun berkurang. Sang prajurit istana cepat tanggap maksut sang raja. Seorang pegawai lalu bertanya kepada siluman itu, apakah kamu mau : “ PIZZA dengan ukuran large, SPAGETI, DANDWICH dengan ukuran jumbo dan dengan beberapa botol RED WINE”. Pengawal lainya meberinya sevis memijit leher dan kaki siluman.
Kebaikan itu mebahagiakan siluman sampai ke hati sanubari, ia semakin mengecil, kurang buruk, tidak bau dan tidak kasar lagi. Akirnya ia menusut sebesar sebuah kelereng, sebutir pasir dan hilang lenyap tak terbekas. Kekerasan…..Ya kekerasan, seringkali penyebab sebuah kekerasan adalah akibat dari kekerasan sebelumnya.
Kebencian yang satu muncul akibat dari orang yang membenci orang lainnya. Memang sulit untuk bias sampai pada tingkat paradox “memaafkan orang yang membenci kita dan tetap berlaku baik padanya!” “ apalagi senang melihat keberhasila orang lain”. Tetapi bila anda mampu melakukannya, anda akan merasakan sebuah kebahagiaan. Dengan kata lain kita memiliki sebuah cermin yaitu cermin bagemana feed back orang lain pada diri kita. Jangan heran, bila ada orang yang tenang dan bahagia, tetapi juga ada yang selalu di ruang derita. Karena itu, coba introfeksi diri :
Kebencian yang satu muncul akibat dari orang yang membenci orang lainnya. Memang sulit untuk bias sampai pada tingkat paradox “memaafkan orang yang membenci kita dan tetap berlaku baik padanya!” “ apalagi senang melihat keberhasila orang lain”. Tetapi bila anda mampu melakukannya, anda akan merasakan sebuah kebahagiaan. Dengan kata lain kita memiliki sebuah cermin yaitu cermin bagemana feed back orang lain pada diri kita. Jangan heran, bila ada orang yang tenang dan bahagia, tetapi juga ada yang selalu di ruang derita. Karena itu, coba introfeksi diri :
“ bila anda melihat sosok buruk ketika anda bercermin, segera merapikan rambut anda dan mulai berdandan, si cermin akan member tahu anda bertapa bagusnya rupa anda. Dan itu akan mecerahkan anda, dari pada terus menyalahkan cerminnya berkwalitas buruk”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar