Kamis, 19 Januari 2012

kebahagiaan duniawi


    kehidupan sebagai umat buddha memang, bukan hanya seorang bikkhu, bikkhuni saja ,tapi juga ada yang memilih untuk menjadi seorang perumah tangga.ingin hidup berkeluarga, keluarga di bentuk sebagai salah satu sarana untuk mencapai kebahagiaan duniawi. dalam hal ini sang buddha sendiri pernah mengajarkanya kepada seorang umat awan yaitu anathapindika. menurut sangbuddha , ada empat jenis kebahagiaan yang di capai dalam kehidupan diniawi ini, tergantung pada waktu dan kesempatan yang ada (anguttara nikaya, 4:62)

 (1) kebahagiaan karena memiliki;
sebagai seorang perumah tangga memiliki kekayaan yang di peroleh dengan usaha yang giat, yang di kumpulkan dengan kerja keras siang bahkan sampai malam juga, yang di dapatkan sampai keringat membasaha tubuhnya. harta yang layak yang di dapat dengan cara yang layak, tak kala ia berfikir,' akumemiliki kekayaan yang ku peroleh dengan usaha giat....yang ku dapat dengan cara yang layak....,' inilah yang di sebut kebahagiaan karena seorang memiliki.

(2) kebahagiaan karena menikmati; 
dengan kekayaan yang di peroleh dengan usaha yang giat dan benar., dengn usaha yang benar, tidak menyalai aturan agama maupun pemerintahan. harta yang layak yang di dapat dengan cara yag layak, seorang perumah tangga yang menikmati kekayaannya yang di barengi dengan melakukan jasa. takkala ia berfikir,' dengan kekayaan yang di peroleh dengan giat dan usaha yang benar....aku menikmati kekayaan ku dan melakukan perbuatan jasa atau berbagi kepada orang yang membutuhkan.,' ia pasti akan merasakan kebahagiaan dan kegebiraaan. inilah yang di sebut kabahagiaan karena menikmati.

(3) kebahagiaan karena bebas dari hutang ; 
seorang perumah tagngga yang tidak berhutang kepada siapa pun dan sebesar apapun, baik sedikit maupun banyak. Tak kala ia berfikir,’ aku tidah berhutang kepada siapapun apapun, baik sedikit maupun banyak,’ ia merasakan kebahagiaan dan kegembiraan. Inilah yang di sebut kebahagiaan bebas dari hutang.

(4) kebahagiaan karena tiada cela ;
seorang siswa suci diberkahi dengan perilaku tubuh, perkataan dan pikiran yang tiada cela. Tatkala ia berfikir,’ aku diberkahi  dengan prilaku tubuh, perkataan dan pikiran yang tiada cela,’ ia merasakan kebahagiaan dan kegembiraan. Ialah yang di sebut kebahagiaan karena tiada cela.

       Dengan demikiaan, jelaslah bahwa kebahagiaa dalam rumah tangga bias di capai dengan kerja keras, giat dan jujur. Hasil dari kerja keras dan jujur ini membawa kebahagiaan dan dapat di nikmati dengan baik. Dan  juga dengan menjalankan sila dengan baik sepanjang hidup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar